Rabu, 15 April 2009

Latihan Untuk Lengan, Perut & Paha

Anda mungkin masih kurang pede dengan bentuk perut, lengan, atau paha yang menurut Anda kurang ideal. Perut, paha, dan lengan memang merupakan bagian tubuh yang paling sering menjadi tumpukan lemak. Mumpung hari pernikahan masih jauh, Anda bisa melakukan latihan untuk memperbaiki bagian-bagian tubuh ini. Untuk menjadikannya ramping, dibutuhkan beberapa gerakan senam.
Lakukan latihan ini untuk perut.


1. Merampingkan paha



Gerakan pertama

Lakukan senam dengan berdiri di atas lutut (lutut sebagai tumpuan). Miringkan tubuh ke kiri, gunakan tangan kiri untuk bertumpu. Letakkan tangan kanan dipanggul, luruskan kaki sebelah kanan. Tarik perut ke dalam, lalu tahan. Perlahan-lahan, angkat kaki kanan sejajar dengan panggul dan gunakan perut untuk menstabilkan tubuh.



Gerakan kedua

Pada gerakan kedua ini, siapkan alat berupa kotak kecil yang keras dengan ukuran semata kaki. Bila tidak ada, gunakan tumpukan majalah atau buku yang tebal. Posisi tubuh dalam keadaan berdiri tegak, posisi kotak kecil berada di depan kita, naikkan kaki dengan posisi saling bergantian antara kaki kanan dan kiri dengan gerakan berirama. Anda juga bisa melakukan latihan ini di tangga.



Gerakan ketiga

Tubuh masih dalam keadaan berdiri tegak. Ayunkan kaki kanan ke arah kanan, dan kaki kiri sebagai tumpuan berdiri tegak. Lalu, kaki kiri ke arah kiri dengan kaki kanan sebagai tumpuan berdiri tegak. Gerakan ini bermanfaat untuk mengencangkan bagian paha atas dan bokong.



2. Meratakan perut



Gerakan satu

Posisi tubuh dalam keadaan berbaring dengan lutut tertekuk, dan betis sejajar dengan lantai. Pastikan posisi lutut berada di atas pinggul, dan punggung menempel rata di lantai. Angkat kaki kiri sampai melewati dada, kemudian, gerakkan kembali ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama dengan kaki kanan, ulangi sampai 10 kali untuk setiap kaki dengan jumlah jeda 25 detik.



Gerakan dua

Posisi tubuh berbaring. Angkat bahu kanan ke arah lutut kiri, usahakan dagu tidak menempel pada dada, atau lebih kurang berjarak satu kepalan tangan.Tarik nafas selagi mengangkat bahu. Pastikan tulang ekor dan tulang punggung dalam keadaan netral menyentuh lantai atau matras. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali, dan selanjutnya lakukan dengan kaki sebelah ke arah yang berbeda.



Gerakan ketiga

Masih dalam keadaan berbaring, tekuk lutut dengan posisi telapak kaki menyentuh lantai atau matras, angkat badan hingga menyentuh lutut. Lakukan gerakan badan tersebut ke arah berlawanan.



Tip:

Latihan perut berikut ini bisa dilakukan sekali dalam seminggu untuk para pemula. Jika Anda sudah cukup terlatih, dapat melakukannya 3 kali dalam seminggu. Jangan lupa untuk selalu melakukan pemanasan selama 5 menit sebelum latihan dan pendinginan dengan melakukan peregangan yang baik.



3. Merampingkan lengan



Gerakan satu

Gerakan ini berfungsi membentuk lengan bagian dalam. Siapkan alat bantu seperti bangku atau meja yang kuat untuk menopang berat tubuh. Posisi dalam keadaan berdiri tegak, membelakangi posisi alat bantu. Letakkan kedua tangan di ujung meja, turunkan badan dengan posisi lutut dan paha belakang sejajar. Lakukan gerakan ini sebanyak 25 kali.



Gerakan kedua

Senam ini menggunakan alat bantu berupa meja. Posisi dalam keadaan berdiri tegak menghadap meja dengan jarak antara 30-40cm. Setelah itu, condongkan tubuh menghadap ke ujung meja dan letakkan kedua tangan di pinggiran meja. Turunkan badan dengan beban kedua tangan atau seperti dalam keadaan push up.

Sabtu, 11 April 2009

KETIKA MAZ GAGAH PERGI

Karya: Helvy Tiana Rosa

Mas Gagah berubah!
Ya, sudah beberapa bulan belakangan ini Masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah !
Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Teknik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja… ganteng! Mas Gagah juga sudah mampu membiayai kuliahnnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA.
Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia selalu mengajakku kemana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang sekolah dan mengajariku mengaji.
Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak untukku.Saat memasuki usia dewasa kami jadi makin dekat. Kalau ada saja sedikit waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama. Jalan-jalan, nonton film atau konser musik atau sekedar bercanda bersama teman-teman. Mas Gagah yang humoris itu akan membuat lelucon-lelucon santai hingga aku dan teman-temanku tertawa terbahak-bahak. Dengan sedan putihnya ia berkeliling mengantar teman-temanku pulang usai kami latihan teater. Kadang kami mampir dan makan dulu di restoran, atau bergembira ria di Dufan, Ancol.
Tak ada yang tak menyukai Mas Gagah. Jangankan keluarga atau tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak teman-temanku menyukai sosoknya !

“Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih ?”
“Git, gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang serumahku sering membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho ! Gila, berabe khan ?”
“Gimana ya Git, agar Mas Gagah suka padaku ?”

Dan masih banyak lontaran-lontaran senada yang mampir ke kupingku. Aku cuma mesam-mesem. Bangga.
Pernah kutanyakan pada Mas Gagah mengapa ia belum punya pacar. Apa jawabnya ?

“Mas belum minat tuh ! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran…, banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati ! He…he…he..” kata Mas Gagah pura-pura serius.

Mas Gagah dalam pandanganku adalah sosok ideal. Ia serba segalanya. Ia punya rancangan masa depan, tapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tapi tak pernah meninggalkan sholat !

Itulah Mas Gagah!

Tetapi seperti yang telah kukatakan, entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah ! Drastis ! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Gagah yang kubanggakan kini entah kemana…

–=oOo=–

“Mas Gagah ! Mas Gagaaaaaahhh!” teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras.

Tak ada jawaban. Padahal kata mama Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa arab gundul. Tak bisa kubaca. Tapi aku bisa membaca artinya : Jangan masuk sebelum memberi salam!

“Assalaamu’alaikuuum!” seruku.

Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh. Ada apa Gita? Kok teriak-teriak seperti itu?” tanyanya.
“Matiin kasetnya !” kataku sewot.
“Lho emang kenapa ?”
“Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah ! Memangnya kita orang Arab… , masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!” aku cemberut.
“Ini nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita !”
“Bodo !”
“Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh dong Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri,” kata Mas Gagah sabar. “Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek…, mama bingung. Jadinya ya, di pasang di kamar.”
“Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru…, eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!”
“Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…”
“Pokoknya kedengaran!”
“Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus, lho !”
“Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!” aku ngloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah.

Heran. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa selera musik Mas Gagah jadi begitu. Kemana kaset-kaset Scorpion, Wham!, Elton John, Queen, Bon Jovi, Dewa, Jamrood atau Giginya?

“Wah, ini nggak seperti itu, Gita ! Dengerin Scorpion atau si Eric Clapton itu belum tentu mendatangkan manfaat, apalagi pahala. Lain lah ya dengan senandung nasyid Islami. Gita mau denger ? Ambil aja di kamar. Mas punya banyak kok !” begitu kata Mas Gagah.

Oalaa !

–=oOo=–

Sebenarnya perubahan Mas Gagah nggak cuma itu. Banyak. Terlalu banyak malah! Meski aku cuma ‘adik kecil’nya yang baru kelas dua SMA, aku cukup jeli mengamati perubahan-perubahan itu. Walau bingung untuk mencernanya.
Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Sholat tepat waktu, berjama’ah di Masjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng mengintip di lubang kunci, ia pasti lagi ngaji atau baca buku Islam.
Dan kalau aku mampir di kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramahiku. Ujung-ujungnya,”Ayo dong Gita, lebih feminin. Kalau kamu pakai rok atau baju panjang, Mas rela deh pecahin celengan buat beliin kamu rok atau baju panjang. Muslimah kan harus anggun. Coba Dik manis, ngapain sih rambut ditrondolin gitu !”

Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuma punya dua rok! Ya rok seragam sekolah itu saja! Mas Gagah juga nggak pernah keberatan kalau aku meminjam kaos atau kemejanya. Ia sendiri dulu sering memanggilku Gito, bukan Gita ! Eh, sekarang pakai manggil Dik Manis segala!
Hal lain yang nyebelin, penampilan Mas Gagah jadi aneh. Sering juga mama menegurnya.

“Penampilanmu kok sekarang lain, Gah?’
“Lain gimana, Ma ?”
“Ya, nggak semodis dulu. Nggak dandy lagi. Biasanya kamu yang paling sibuk dengan penampilan kamu yang kayak cover boy itu…”
Mas Gagah cuma senyum. “Suka begini, Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun.”
Ya, dalam penglihatanku Mas Gagah jadi lebih kuno dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. “Jadi mirip Pak Gino,” komentarku menyamakannya dengan sopir kami. “Untung saja masih lebih ganteng.”
Mas Gagah cuma terawa. Mengacak-acak rambutku dan berlalu.

Mas Gagah lebih pendiam? Itu juga sangat kurasakan. Sekarang Mas Gagah nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga males banget ngobrol lama atau becanda sama perempuan. Teman-temanku bertanya-tanya. Thera, peragawati sebelah rumah, kebingungan.
Dan…yang paling gawat, Mas Gagah emoh salaman sama perempuan!! Kupikir apa sih maunya Mas Gagah?

“Sok kece banget sih Mas? Masak nggak mau salaman sama Tresye? Dia tuh cewek paling beken di Sanggar Gita tahu?” tegurku suatu hari. “Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang !”
“Justru karena Mas menghargai dia makanya Mas begitu,” dalihnya, lagi-lagi dengan nada amat sabar. “Gita lihat khan orang Sunda salaman? Santun meski nggak sentuhan. Itu yang lebih benar!”
Huh. Nggak mau salaman. Ngomong nunduk melulu…, sekarang bawa-bawa orang Sunda. Apa hubungannya?
Mas Gagah membawa sebuah buku dan menyorongkannya padaku. “Baca!”
Kubaca keras-keras. “Dari ‘Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah. Rasulullah saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhari Muslim!”
Si Mas tersenyum.
“Tapi Kyai Anwar mau salaman sama mama. Haji Kari, Haji Toto, Ustadz Ali…,” kataku.
“Bukankah Rasulullah uswatun hasanah? Teladan terbaik?” kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku. “Coba untuk mengerti ya, Dik Manis !?”

Dik manis? Coba untuk mengerti? Huh! Dan seperti biasa aku ngeloyor pergi dari kamar Mas Gagah dengan mangkel. Menurutku Mas Gagah terlalu fanatik ! Aku jadi khawatir. Apa dia lagi nuntut ‘ilmu putih’? Ah, aku juga takut kalau dia terbawa oleh orang-orang sok agamis tapi ngawur. Namun…, akhirnya aku nggak berani menduga demikian. Mas-ku itu orangnya cerdas sekali! Jenius malah! Umurnya baru dua puluh satu tahun tapi sudah tingkat empat di FTUI! Dan aku yakin mata batinnya jernih dan tajam. Hanya…, yaaa akhir-akhir ini ia berubah. Itu saja. Kutarik napas dalam-dalam.

–=oOo=–

“Mau kemana, Git!?”
“Nonton sama teman-teman.” Kataku sambil mengenakan sepatu. “Habis Mas Gagah kalau diajak nonton sekarang kebanyakan nolaknya!”
“Ikut Mas aja, yuk!”
“Kemana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah! Gita kayak orang bego di sana!”

Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu yang lalu Mas Gagah mengajakku ke rumah temannya. Ada pengajian. Terus pernah juga aku diajak menghadiri tabligh akbar di suatu tempat. Bayangin, berapa kali aku dilihatin sama cewek-cewek lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya, aku kesana memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang nggak bisa aku sembunyiin. Sebenarnya Mas Gagah menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa mama pakai ngaji. Aku nolak sambil ngancam nggak mau ikut.

“Assalaamu’alaikum!” terdengar suara beberapa lelaki.

Mas Gagah menjawab salam itu. Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman si Mas ini. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku…, persis kelakuannya Mas Gagah.

“Lewat aja nih, Mas? Gita nggak dikenalin?” tanyaku iseng.

Dulu nggak ada deh teman Mas Gagah yang tak akrab denganku. Tapi sekarang, Mas Gagah nggak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan handsome!

Mas Gagah menempelkan telunjuknya di bibir. “Ssssttt !”

Seperti biasa, aku bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal ke-Islaman, diskusi, belajar baca Al-Quran atau bahasa Arab…, yaaa begitu deh!!

–=oOo=–

“Subhanallah, berarti kakak kamu ikhwan dong!” seru Tika setengah histeris mendengar ceritaku. Teman akrabku ini memang sudah sebulan ini berjilbab rapi. Memusiumkan semua jeans dan baju-baju you can see-nya.
“Ikhwan?” ulangku. “Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?” suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami.
“Huss! Untuk laki-laki ikhwan, untuk perempuan akhwat. Artinya saudara. Biasa dipakai untuk menyapa saudara seiman kita,” ujar Tika sambil menghirup es kelapa mudanya. “Kamu tahu Hendra atau Isa, kan? Aktivis Rohis kita itu contoh ikhwan paling nyata di sekolah ini.”
Aku manggut-manggut. Lagak Isa dan Hendra memang mirip Mas Gagah.
“Udah deh, Git. Nggak usah bingung. Banyak baca buku Islam. Ngaji! Insya Allah kamu akan tahu meyeluruh tentang dien kita. Orang-orang seperti Hendra, Isa, atau Mas Gagah bukanlah orang-orang yang error. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya saja yang mungkin belum mengerti dan sering salah paham.”
Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika, sobat dekatku yang dulu tukang ngocol ini. Tiba-tiba di mataku menjelma begitu dewasa.
“Eh, kapan main ke rumahku? Mama udah kangen tuh! Aku ingin kita tetap dekat, Gita…, meski kita kini punya pandangan yang berbeda,” ujar Tika tiba-tiba.
“Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Gagah…,” kataku jujur. “Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih…”
Tika menepuk pundakku. Jilbab putihnya bergerak ditiup angin. “Aku senang kamu mau membicarakan hal ini denganku. Nginap di rumah, yuk. Biar kita bisa cerita banyak. Sekalian kukenalkan pada Mbak Ana.”
“Mbak Ana ?”
“Sepupuku yang kuliah di Amerika! Lucu deh, pulang dari Amrik malah pakai jilbab! Itulah hidayah!”
“Hidayah ?”
“Nginap, ya! Kita ngobrol sampai malam sama Mbak Ana!”

–=oOo=–

“Assalaamu’alaikum, Mas Ikhwan…, eh Mas Gagah !” tegurku ramah.
“Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!” kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku.
“Dari rumah Tika, teman sekolah,” jawabku pendek. “Lagi ngapain, Mas?” tanyaku sambil mengintari kamarnya. Kuamati beberapa poster, kaligrafi, ganbar-gambar pejuang Palestina, Kashmir dan Bosnia. Puisi-puisi sufistik yang tertempel rapi di dinding kamar. Lalu dua rak koleksi buku ke-Islaman..
“Cuman lagi baca !”
“Buku apa ?”
“Tumben kamu pengin tahu?”
“Tunjukin dong, Mas…buku apa sih?” desakku.
“Eit…, Eiiit !” Mas Gagah berusaha menyembunyikan bukunya.
Kugelitik kakinya, dia tertawa dan menyerah. “Nih!” serunya memperlihatkan buku yang sedang dibacanya dengan wajah setengah memerah.
“Nah yaaaa!” aku tertawa. Mas Gagah juga. Akhirnya kami bersama-sama membaca buku ‘Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam’ itu..
“Maaaas…”
“Apa Dik manis?”
“Gita akhwat bukan sih?”
“Memangnya kenapa ?”
“Gita akhwat apa bukan ? Ayo jawab…,” tanyaku manja.

Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara kepadaku. Tentang Allah, Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang diabaikan dan tak dipahami ummatnya. Tentang kaum Muslimin di dunia yang selalu jadi sasaran fitnah serta pembantaian dan tentang hal-hal lainnya. Dan untuk petamakalinya setelah sekian lama, aku merasa kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu.
Mas Gagah dengan semangat terus berbicara. Terkadang ia tersenyum, sesaat sambil menitikkan air mata. Hal yang tak pernah kulihat sebelumnya!!

“Mas kok nangis?”
“Mas sedih karena Allah, Rasul dan Al Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena ummat yang banyak meninggalkan Al-Quran dan Sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena saat Mas bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara seiman di Belahan bumi lainnya sedang digorok lehernya, mengais-ngais makanan di jalan, dan tidur beratap langit…”
Sesaat kami terdiam. Ah, Masku yang gagah dan tegar ini ternyata sangat perasa. Sangat peduli…
“Kok…tumben Gita mau dengerin Mas ngomong?” tanya Mas Gagah tiba-tiba.
“Gita capek marahan sama Mas Gagah !” Ujarku sekenanya.
“Emangnya Gita ngerti yang Mas katakan?”
“Tenang aja, Gita nyambung kok!” kataku jujur. Ya, Mbak Ana juga pernah menerangkan hal demikian. Aku ngerti deh meski nggak mendalam.

Malam itu aku tidur ditemani tumpukan buku-buku Islam milik Mas Gagah. Kayaknya aku dapat hidayah!

–=oOo=–

Hari-hari berlalu. Aku dan Mas Gagah mulai dekat lagi sepeti dulu. Meski aktivitas yang kami lakukan berbeda dengan yang dahulu.
Kini tiap Minggu kami ke Sunda Kelapa atau Wali Songo, mendengarkan ceramah umum. Atau ke tempat-tempat tabligh Akbar digelar. Kadang cuma aku dan Mas Gagah, kadang-kadang bila sedikit kupaksa Mama Papa juga ikut.
“Masa sekali aja nggak bisa, Pa…, tiap minggu rutin ngunjungin relasi ini itu. Kebutuhan rohaninya kapan?” tegurku.
Biasanya Papa hanya mencubit pipiku sambil menyahut, “Iya deh, iya!”
Pernah juga Mas Gagah mengajakku ke acara pernikahan temannya. Aku sempat bingung juga. Soalnya pengantinnya nggak bersanding tapi terpisah! Tempat acaranya juga gitu. Dipisah antara lelaki dan perempuan. Terus bersama souvenir, para tamu dibagikan risalah nikah juga. Di sana ada dalil-dalil mengapa walimah mereka dilaksanakan seperti itu. Dalam perjalanan pulang, baru Mas Gagah memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam. Acara itu tak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran, harus Islami dan semacamnya. Ia juga wanti-wanti agar aku tak mengulangi ulah mengintip tempat cowok dari tempat cewek!
Aku nyengir kuda.
Tampaknya Mas Gagah mulai senang pergi denganku. Soalnya aku mulai bisa diatur. Pakai baju yang sopan, pakai rok panjang, ketawa nggak cekakaan.
“Nyoba pakai jilbab, Git !” pinta Mas Gagah suatu ketika.
“Lho, rambut Gita kan udah nggak trondol! Lagian belum mau deh jreng!”
Mas Gagah tersenyum. “Gita lebih anggun kalau pakai jilbab dan lebih dicintai Allah. Kayak Mama”.
Memang sudah beberapa hari ini mama berjilbab. Gara-garanya dinasehatin terus sama si Mas, di beliin buku-buku tentang wanita, juga dikomporin sama teman-teman pengajian beliau.
“Gita mau, tapi nggak sekarang…,” kataku. Aku memikirkan bagaimana dengan seabreg aktivitasku kini, prospek masa depan (ceila) dan semacamnya.
“Itu bukan halangan.” Ujar Mas Gagah seolah mengerti jalan pikiranku.
Aku menggelengkan kepala. Heran, Mama yang wanita karier itu kok cepat sekali terpengaruh sama Mas Gagah!
“Ini hidayah, Gita!” kata Mama. Papa yang duduk di samping beliau senyum-senyum.
“Hidayah? Perasaan Gita duluan deh yang dapat hidayah baru Mama! Gita pakai rok aja udah hidayah!”
“Lho?” Mas Gagah bengong.

–=oOo=–

Dengan penuh kebanggaan, kutatap lekat wajah Mas Gagah. Gimana nggak bangga? Dalam acara Studi Tentang Islam yang diadakan FTUI untuk umum ini, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya! Aku yang berada di antara ratusan peserta ini rasa-rasanya ingin berteriak, “Hei, itu kan Mas Gagah-ku !”
Mas Gagah tampil tenang. Gaya penyampaiannya bagus, materi yang dibawakannya menarik dan retorikanya luar biasa! Semua hening mendengar ia bicara. Aku juga. Mas Gagah fasih mengeluarkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Rasul. Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Aku sempat bingung lho, kok Mas Gagah bisa sih? Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada yamh dibawakan oleh kyai-kyai kondang atau ustadz tenar yang biasa kudengar!
Pada kesempatan itu juga Mas Gagah berbicara tentang muslimah masa kini dan tantangannya dalam era globalisasi.
“Betapa Islam yang jelas-jelas mengangkat harkat dan martabat wanita, dituduh mengekang wanita hanya karena mensyariatkan jilbab. Jilbab sebagai busana taqwa, sebagai identitas muslimah, diragukan bahkan oleh para muslimah kita, oleh orang Islam sendiri,” kata Mas Gagah.
Mas Gagah terus bicara. Tiap katanya kucatat di hati ini.

–=oOo=–

Lusa ulang tahunku. Dan hari ini sepulang sekolah, aku mampir ke rumah Tika. Minta diajarkan memakai jilbab yang rapi. Tuh anak sempat histeris juga. Mbak Ana senang dan berulang kali mengucap hamdalah.
Aku mau ngasih kejutan buat Mas Gagah! Mama bisa dikompakin. Nanti sore aku akan mengejutkan Mas Gagah. Aku akan datang ke kamarnya memakai jilbab putihku. Kemudian mengajaknya jalan-jalan untuk persiapan tasyakuran ultah ketujuh belasku.
Kubayangkan ia akan terkejut gembira, memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberikan ceramah pada acara tasyakuran yang insya Allah mengundang teman-teman dan anak-anak panti yatim piatu dekat rumah kami.

“Mas Ikhwan!! Mas Gagaaaaah! Maaasss! Assalaamu’alaikum!” kuketuk pintu kamar Mas Gagah dengan riang.
“Mas Gagah belum pulang,” kata Mama.
“Yaaaaa, kemana sih, Ma??!” keluhku.
“Kan diundang ceramah di Bogor. Katanya langsung berangkat dari kampus…”
“Jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Masjid.”
“Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah inget ada janji sama Gita hari ini,” hibur mama menepis gelisahku.
Kugaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali dengan Mas Gagah.
“Eh, jilbab Gita mencong-mencong tuh !” Mama tertawa.
Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum pada Mama.

–=oOo=–

Sudah lepas Isya. Mas Gagah belum pulang juga.
“Mungkin dalam perjalanan. Bogor kan lumayan jauh…” hibur Mama lagi.
Tetapi detik demi detik, menit demi menit berlalu. Sampai jam sepuluh malam, Mas Gagah belum pulang juga.
“Nginap barangkali, Ma?” duga Papa.
Mama menggeleng. “Kalau mau nginap Gagah selalu bilang, Pa!”
Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan melihatku memakainya.

“Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinggg !!” Telpon berdering.

Papa mengangkat telepon. “Halo, ya betul. Apa? Gagah???”
“Ada apa , Pa?” tanya Mama cemas.
“Gagah…, kecelakaan…, Rumah Sakit… Islam…,” suara Papa lemah.
“Mas Gagaaaaaahhh!!!” Air mataku tumpah. Tubuhku lemas.

Tak lama kami sudah dalam perjalanan menuju Cempaka Putih. Aku dan Mama menangis berangkulan. Jilbab kami basah.

–=oOo=–

Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Tangan, kaki, kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar, sebuah truk menghantam mobil yang dikendarai Mas Gagah. Dua teman Mas Gagah tewas seketika, sedang kondisi Mas Gagah kritis.
Dokter melarang kami untuk masuk ke dalam ruangan.
“Tapi saya Gita, adiknya, Dok! Mas Gagah pasti mau lihat saya pakai jilbab iniii!” kataku emosi pada dokter dan suster di depanku.
Mama dengan lebih tenang merangkulku, “Sabar, Sayang…, sabar.”
Di pojok ruangan papa tampak serius berbicara dengan dokter yang khusus menangani Mas Gagah. Wajah mereka suram.
“Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, suster? Dokter? Ma?” tanyaku. “Papa, Mas Gagah bisa ceramah pada syukuran Gita kan?” air mataku terus mengalir.
Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku kecuali kebisuan dinding putih rumah sakit. Dan dari kamar kaca kulihat tubuh yang biasa gagah enerjik itu bahkan tak bergerak!
“Mas Gagah, sembuh ya, Mas…, Mas…Gagah…, Gita udah jadi adik Mas yang manis. Mas… Gagah…,” bisikku.

Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit.. Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. Aku berdoa dan terus berdoa. Ya Allah, selamatkan Mas Gagah…, Gita, Mama dan Papa butuh Mas Gagah…, umat juga.”
Tak lama dokter Joko yang menangani Mas Gagah menghampiri kami. “Ia sudah sadar dan memanggil nama ibu, bapak, dan Gi…”
“Gita..” suaraku serak menahan tangis.
“Pergunakan waktu yang ada untuk mendampinginya seperti permintaannya. Sukar baginya untuk bertahan. Maafkan saya…, lukanya terlalu parah,” perkataan terakhir dokter Joko mengguncang perasaan, menghempaskan harapanku!
“Mas…, ini Gita, Mas…,” sapaku berbisik.
Tubuh Mas Gagah bergerak sedikit. Bibirnya seolah ingin mengucapkan sesuatu.
Kudekatkan wajahku kepadanya. “Gita sudah pakai.. jilbab,” lirihku. Ujung jilbabku yang basah kusentuhkan pada tangannya.
Tubuh Mas Gagah bergerak lagi.
“Dzikir…, Mas,’ suaraku bergetar. Kupandang lekat-lekat wajah Mas Gagah yang separuhnya tertutup perban. Wajah itu begitu tenang…
“Gi…ta…”
Kudengar suara Mas Gagah! Ya Allah, pelan sekali!
“Gita di sini, Mas…”
Perlahan kelopak matamya terbuka. Aku tersenyum.
“Gita… udah pakai… jilbab…,” kutahan isakku.
Memandangku lembut, Mas Gagah tersenyum. Bibirnya seolah mengucapkan sesuatu seperti hamdalah.
“Jangan ngomong apa-apa dulu, Mas…,” ujarku pelan ketika kulihat ia berusaha lagi untuk mengatakan sesuatu.

Mama dan Papa memberi isyarat untuk gantian. Ruang ICU memang tak bisa dimasuki beramai-ramai. Dengan sedih aku keluar. Ya Allah…, sesaat kulihat Mas Gagah tersenyum. Tulus sekali!
Tak lama aku bisa menemui Mas Gagah lagi. Dokter mengatakan Mas Gagah tampaknya menginginkan kami semua berkumpul.
Kian lama kurasakan tubuh Mas Gagah semakin pucat. Tapi sebentar-sebentar masih tampak bergerak. Tampaknya ia juga masih bisa mendengar apa yang kami katakan meski hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan isyarat mata.

Kuusap setitik lagi airmata yang jatuh. “Sebut nama Allah banyak-banyak…, Mas,” kataku sambil menggenggam tangannya. Aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginginkan Mas Gagah terus hidup. Tapi sebagai insan beriman, seperti juga yang diajarkan Mas Gagah, aku pasrah pada ketentuan Allah. Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi Mas Gagah.
“Laa…ilaaha…illa…llah…, Muham…mad…Ra…sul…Al…lah…,” suara Mas Gagah pelan, namun tak terlalu pelan untuk kami dengar.
Mas Gagah telah kembali pada Allah. Tenang sekali. Seulas senyum menghiasi wajahnya.
Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat-kuat. Mama dan Papa juga. Isak kami bersahutan walau kami rela dia pergi.

Selamat jalan, Mas Gagah !

–=oOo=–

(Epilog)

Buat ukhti manis Gita Ayu Pratiwi,
Semoga memperoleh umur yang berkah,
Dan jadilah muslimah sejati
Agar Allah selalu besertamu.
Sun Sayang,

Mas Ikhwan, eh Mas Gagah !

Kubaca berulang kali kartu ucapan Mas Gagah. Keharuan memenuhi rongga-rongga dadaku.

Gamis dan jilbab hijau muda, manis sekali. Akh, ternyata Mas Gagah telah mempersiapkan kado untuk hari ulang tahunku. Aku tersenyum miris.
Kupandangi kamar Mas Gagah yang kini lengang. Aku rindu panggilan dik manis, Aku rindu suara nasyid. Rindu diskusi-diskusi di kamar ini. Rindu suara merdu Mas Gagah melantunkan kalam Ilahi yang selamanya tiada kudengar lagi. Hanya wajah para Mujahid di dinding kamar yang menatapku. Puisi-puisi sufistik yang seolah bergema di ruang ini…

Setitik air mataku jatuh lagi.

“Mas, Gita akhwat bukan sih?”
“Ya, Insya Allah akhwat!”
“Yang bener?”
“Iya, dik manis!”
“Kalau ikhwan itu harus ada jenggotnya, ya?!”
“Kok nanya gitu?”
“Lha, Mas Gagah ada jenggotnya!”
“Ganteng kan?”

“Uuu! Eh, Mas, kita kudu jihad, ya? Jihad itu apa sih?”
“Ya always dong ! Jihad itu… “

Setetes, dua tetes, air mataku kian menganak sungai.
Kumatikan lampu. Kututup pintu kamarnya pelan-pelan.
Selamat jalan, Mas Ikhwan! Selamat jalan, Mas Gagah!

Kamis, 09 April 2009

Kenali Makhluk yang bernama Perempuan (bukan peyempuan)

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.

Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan. Jadi jangan anggap dia musuhmu ya¿


Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu Tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu. Dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele...hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu. Dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat. Bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki. Tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... Kata-kata yang lembut... Ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... Namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes. Sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai Dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... Seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun. So¿please especially for you bro!!..., sayangilah istrimu, kekasihmu¿jangan sakiti diaa¿..krn dari kaumnyalah engkau lahir¿

Cewek adalah makhluk Tuhan paling sexy

Cewek adalah makhluk Tuhan paling sexy (hehehe kyk lagu mulan aja..hehehe..) yang seneng banget menyatakan perasaan pakai simbol atau pesan tersirat. Beda banget sama kaum Adam yang lebih suka blak-blakan menyampaikan isi hati. Nah, buat referensi nih, berikut adalah tanda-tanda cewek kalau udah bosen sama kamu atau minta diputusin.

Mengekang
Siapa sih yang betah dikekang? Sebagai cowok, kita pasti pengin punya kebebasan untuk melakukan apa pun. Nah, tipe cowok yang bebas paling alergi sama cewek yang gampang curiga, apalagi cemburuan. Jadi, kalo cewekmu secara tiba-tiba jadi terlalu rajin ngirim SMS, nelpon terus-terusan selama 24 jam, 7 hari seminggu, bisa jadi itu bukan tanda perhatian, melainkan justru sinyal pengin putus. Curiga adalah anak dari rasa nggak percaya. Nah, kalo pacaran nggak pakai rasa percaya, apa jadinya?

Membahas Mantan
Jujur deh, kamu pasti bete banget kan kalau cewekmu tiba-tiba ngomongin mantannya? Semua orang pasti bakalan ngedrop kalau pacarnya terus-terusan bahas mantan. Misalnya aja, pas lagi ngopi di sebuah cafe, cewekmu bilang, ¿Hmm¿ dulu aku sama mantan sering banget makan di sini nih.¿

Memanfaatkan
Seneng sih, bisa mendampingi cewek ke mana saja dia pergi. Tapi, kalau kayaknya dia udah mulai memanfaatkan kamu, minta jemput di sini, minta anter ke sana, minta temenin ke sini, minta tungguin di situ, capek juga kan? Bahkan, sekali kita bilang nggak bisa, dia pasti bakal pasang tampang ngambek dan bilang, ¿Kamu udah nggak sayang lagi sama aku ya?¿ Dia bakal melakukan langkah tersebut karena cara ini terbukti efektif bikin cowok jadi kesel banget.Jadi, kamu nggak usah ngerasa bersalah padanya.

Melanggar Janji
Saat cewekmu mulai nggak bisa nepatin janji, kamu pasti ngerasa nggak dihargai. Apalagi kalo sebelumnya dia adalah orang yang sangat tepat janji. Begitu mendadak dia lupa pernah janji mau telpon, lupa janji mau ketemu di kantin pas istirahat, nggak inget buat bangunin kamu saat mau ujian. Pokoknya lupa semua! Dan kalo ditanya, dia langsung jawab, ¿Emang aku pernah janji kayak gitu?¿ dengan tampang nggak bersalah. Kalau perubahannya sedrastis itu, pasti ada apa-apanya nih! Huahahahahahahah¿

BE THANKFUL

Be thankful that you don¿t already have
everything you desire If you did,

what would there be to look forward to?



Be thankful when you don¿t know something,
for it gives you the opportunity to learn

Be thankful for the difficult times
During those times you grow...



Be thankful for your limitations,
Because they give you opportunities for improvement

Be thankful for each new challenge,
Because it will build your strength and character



Be thankfulfor your mistakes,
they will teach you valuable lessons

Be thankful when you¿re tired and weary,
because it means you¿ve made an effort

It¿s easy to be thankful for the good things
A life of rich fulfilment comes to those


who are also thankful for the setbacks

Gratitude can turn a negative into a positive

Find a way to be thankful for your troubles,
and they will become your blessings.

BERHENTILAH MENGELUH

Coba renungkan penyampaian ini sebelum Anda mulai mengeluhkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup Anda¿

1. Hari ini sebelum Anda mengatakan kata-kata yang tidak baik,Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali

2. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makanan yang Anda santap, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

3. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.

4. Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk,Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

5. Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri Anda, Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

6. Hari ini sebelum Anda mengeluh tentang hidup Anda, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

7. Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anak Anda Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

8. Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

9. Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

10. Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaan Anda, Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11. Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,

12. Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta Dan ketika Anda sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa Anda masih hidup !

a. Life is a gift

b. Live it

c. Enjoy it

d. Celebrate it

e. And fulfill it.

13. Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu

14. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan

15. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik/tampan karena Anda mencintainya,,,

16. It's true you don't know what you¿ve got until it¿s gone,
but it's also true You don¿t know what you¿ve been missing until it arrives!!!

Jadi....berhentilah mengeluh, hadapilah manis pahitnya hidup dengan bersyukur terhadap semua yang telah Tuhan berikan.

Pemerkosaan Visual

"PERKOSAAN VISUAL" !

Ketika kita masuk ke toilet, bilik mandi, bilik hotel, ruang ganti pakaian, dan lain-lain, seberapa besar anda yakin bahawa cermin yang tergantung di dinding dan kelihatannya seperti cermin biasa itu memang benar-benar cermin biasa, atau sebenarnya itu adalah cermin dua arah (orang di belakang cermin boleh melihat anda, sementara anda tidak dapat melihat mereka).

Banyak tempat di mana orang memasang cermin 2 arah di dalam ruang ganti pakaian wanita, namun tidak menutup kemungkinan juga di ruang ganti lelaki. Adalah sangat sulit untuk secara jelas mengindentifikasi permukaannya hanya dengan melihatnya saja. Saatnyalah kita untuk berhati-hati.

Jadi, bagaimana kita dapat menentukan dengan pasti apakah cermin tersebut adalah cermin biasa atau cermin 2 arah?. Kalau di bilik polis, iaitu di ruang soal siasat, sudah dapat dipastikan cerminnya 2 arah tapi untuk di Public Area do this thing :

LAKUKANLAH TEST SEDERHANA (TEST KUKU JARI)

Letakkan ujung kuku anda di atas permukaan cermin. Jika ada jarak (gap) antara kuku anda dan bayangan kuku anda di cermin, dapat dikatakan bahwa cermin itu adalah cermin biasa (selamat).Tetapi, jika kuku anda terus menyentuh bayangan kuku anda di cermin, hati-hatilah, kerana benda itu adalah cermin 2 arah ! Kerana itu ingatlah selalu, setiap kali anda melihat cermin di tempat-tempat umum seperti disebutkan di atas, lakukanlah "TEST KUKU JARI". Tidak perlu membayar. Mudah dilakukan, dan ini mungkin boleh menyelamatkan anda dari "PERKOSAAN VISUAL" !

Para wanita : beri tahu teman-teman anda yang lain.
Para lelaki: beri tahu istri, anak perempuan atau teman wanita anda

1 tamparan untuk menjawab 3 pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, Kembali ke tanah air, sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk di carikan seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?
Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin?,,, Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:
1.Kalau memang Tuhan itu ada,tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2.Apakah yang dinamakan takdir
3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?


Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.
Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari
ini?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Itulah yang dinamakan " TAKDIR ".
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.
Kiyai : Walaupun setan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk setan.

Vaksin Penyebeb Autisme

Vaksin penyebab Autisme
Buat calon ortu & ortu yg punya anak /keponakan.

Perlu nih dibaca ttg autisme.. Bisa di share kpd yg masih punya balita spy ber-hati2... ......
Stlh kesibukan Lebaran yg menyita waktu, baru sekarang saya bisa dpt waktu luang membaca buku"Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless , MD yg diterjemahkan & diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,-itu benar-benar membuka mata saya & sayang, sayang sekali baru terbit stlh anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bag 1, bab 3 dr buku itu benar membuat saya menangis. Selama 6 bln pertama hidupnya (Agst 2001-Feb 2002), Joey memperoleh 3 X suntikan vaksin Hepatitis B, & 3 X suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (hal 54 - 55) ternyata 2 macam vaksin yg diterima anak saya dlm 6 bl pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yg tdr dr Etilmerkuri yg menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yg meledak pd sejak awal th 90 an. Vaksin yg mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir th 2001.Alangkah sedihnya saya, anak yg saya tunggu kehadirannya selama 6 th, dilahirkan & divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yg bagus, terkenal & mahal di Karawaci Tangerang, dg harapan memperoleh treatment yg terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dg selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tdk menderita Autisme yg parah. Ttp tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten & casein, harus terapi ABA , Okupasi & nampaknya harus dibarengi dg diet supplemen yg keseluruhannya sangat besar biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau pr dokter anak di Indonesia , pr pejabat di Dep Kes, tolonglah baca buku tsb diatas itu & tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (& bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yg tdk habis di USA tsb di ekspor dg harga murah ke Indonesia & di kampanyekan sampai ke puskesmas spt contohnya vaksin Hepatitis B, yg sekarang sedang giat-giatnya dikampa-nyekan sampai ke pedesaan. Kpd pr ortu & calon ortu, marilah kita ber-sikap proaktif & assertif dg menolak vaksin yg mengandung Thimerosal tsb,Cobalah bernegosiasi dg dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B & HiB yg tdk mengandung Thimerosal. Juga tolong e-mail ini diteruskan kpd mereka yg akan menjadi orang tua, agar tdk mengalami nasib yg sama spt saya.Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan 1 generasi anak 2 x penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dr kel yg berpenghasilan rendah yg u/ makan saja sulit apalagi u/ membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA , Okupasi, dokter ahli Autisme (yg daftar tunggunya sampai berbulan 2X) , yg besarnya sampai jt-an rupiah /blnya.

Terakhir,mohon doanya untuk Joey & ratusan, bahkan ribuan teman-teman senasibnya di Indonesia yg sekarang sedang berjuang membebaskan diri dr belenggu Autisme.
"Let's share with others... Show them that WE care!"

Dalam Renungan Kesendirian

Waktu tak ada yang abadi

seiring nafas dan langkah berpacu mengejar mimpi

terik dan panas matahari diatas kepala

membakar tubuh bersimbah peluh

asa bagai daun-daun menari ditiup angin

menggoda, bergelora dalam tatapan liar manusia



sejenak kubersandar di dinding sebongkah batu besar

diantara rumput hijau setinggi lutut beralaskan tanah kering berpasir bercampur debu

aroma alam mengusik hati dan kubertanya

"ya Allah.. sungguh indah alam yang kunikmati

dan mengapa aku sendirian berada disini?

rasa sunyi bukan milikku saja

juga milik semua insan yang hidup dimuka bumi

berapa lama lagi ku dapat bertahan?

mengapa tak kutemukan cinta abadi didada manusia?"



sungguh indah dunia yang tercipta

ketika hadirMU mensucikan jiwa siapa saja yang kagum atas keagunganMU?

dan siapakah diriMU dan dimanakah KAU berada yang selalu kucari dan kurindukan cintaNYA

dan tak harus ketemukan KAU disini

dulu aku pernah mengunci hati untuk dekat denganMU

tak ikhlas atas suratan takdir yang terpatri

mengapa hati ini membeku?

disaat cinta terlukis dikanvas kreasiMU?

berapa lama lagi aku bisa bertahan?

sisa umurku belumlah pasti

dan sampai kapan ini membelenggu

seolah memanjakanku dalam keheningan dan kebisuan hati tanpa perduli Engkaulah pemilik alam semesta ini.

Mahalnya Harga seorang Pemimpin

Betapa mahalnya proses memilih pemimpin di Indonesia. Apakah memang sebesar dan semahal itu biaya yang dikeluarkan untuk memilih pemimpin ? Untuk Pilkada Jawa Timur, selama 3 putaran, KPU mengeluarkan dana Rp 800 milar, yang hakekatnya adalah uang rakyat. Sedangkan pesertanya, Soekarwo dan Saifullah Yusuf konon menghabiskan dana Rp 1.3 triliun.

Sebentar lagi kita memilih wakil-wakil rakyat, pemimpin yang terhormat. Jumlahnya sangat banyak, hampir 12,000 caleg, ditambah 1,000 calon anggota DPD. Biaya Pemilu yang dianggarkan KPU hampir Rp 7 triliun. Belum lagi dana dari setiap Partai dan masing-masing Caleg.

Pada pemilu 2004, Capres Wiranto & Sholahuddin Wahid menghabiskan dana kampanye Rp 86 milar, Megawati & Hasyim Muzadi Rp 84 miliar, Amien Rais & Siswono Rp Rp 16 miliar dll. Semua sumber daya kita terkuras, baik materi (dana) dan non materi (potensi konflik), untuk memilih pemimpin yang belum tentu juga kebaikannya untuk rakyat. Bayangkan kalau dana tersebut untuk biaya kesehatan rakyat miskin, membangun sekolah, perbaikan infrastruktur desa dll.
Ada contoh cara memilih pemimpin dengan cara Islam, yaitu dalam kisah tentang Muhammad Al-Fatih ketika masuk dan menaklukkan kota Konstantinopel atau Istambul. Pertempuran selesai dan reda, pada hari Rabu saat itu, setelah cukup beristirahat, Muhammad Al-Fatih mengumpulkan seluruh pasukannya di tanah lapang pada keesokan harinya.Hari Kamis, Muhammad Al-Fatih mengumpulkan pasukannya hanya untuk memilih imam untuk sholat Jum¿at, besok hari. Seluruh pasukan berkumpul di tanah lapang dan Muhammad Al-Fatih mulai mengajukan 3 pertanyaan.

Jangan Pernah Ada Dendam

Beragam tema dalam sedikit banyak tulisan saya seringkali merupakan `tangan panjang' dari sesambatan [pengaduan, keluh kesah] banyak orang yang disampaikan melalui saya. Baik yang datang langsung menemui saya maupun yang menumpahkannya secara tertulis di dalam surat-surat yang `pilu'. Keluhan dari¿kebanyakan¿wong cilik. Yang menderita karena nasib-nasib personalnya maupun karena `musibah' strukturalnya.

Tapi saya memperkirakan bahwa sisa usia saya di dunia ini akan lebih banyak diisi oleh kesedihan dibanding kegembiraan. Karena kebanyakan problem yang sampai pada saya itu tidak mampu saya carikan penyelesaiannya. Sebab saya sendiri juga tidak lebih dari wong cilik [rakyat kecil] juga, yang lemah dan tidak berdaya.

Saya selalu sangat sedih karena betapa banyak saudara-saudara saya yang saya tidak sanggup menolongnya, tidak mampu mengeluarkannya dari problem yang menimpa mereka. Jadi, kesedihan hati saya ini kesedihan sosial, bukan kesedihan pribadi. Kalau pribadi, saya sudah terlanjur mengusahakan diri untuk tidak sedih dan tidak gembira. Biasa-biasa saja. Meskipun saya diperlakukan seperti seorang pencopet yang diawasi setiap gerak-gerik saya. meskipun saya (pernah) diisukan pindah Agama, dituduh mengacau oleh para pengacau, meskipun ada selebaran gelap menyebut saya iblis atau dajjal, bahkan dengan begitu saya memperoleh tawaran kemuliaan, yakni dengan mendoakan ampunan Tuhan bagi mereka.

Dan saya jamin di dalam seluruh tabung kesedihan dan kegembiraan itu hanya saya muatkan rasa syukur yang mutlak kepada Tuhan. Ada juga sih rasa jengkel, mengkel [marah], gedeg, dan lain sebagainya, tapi selalu saya upayakan untuk saya tepis. Yakni pasti, harus tidak ada amarah atau rasa dendam, meskipun kepada orang yang menikam punggung saya ataupun menusuk hati saya.
(Emha Ainun Nadjib/"Jogja Indonesia Pulang Pergi"/Zaituna/ PadhangmBulanNet Dok)

KADAR KESETIAAN

Sedemikian tinggi dan mendalamkah seorang hamba Allah mesti terbang dan melayang ke semesta ilmu dan kemuliaan? Tidakkah manusia bisa bersikap wajar dan biasa-biasa saja? Ataukah itu alibi untuk memaafkan kelemahan diri, keterbatasan, dan kekurangannya dalam melakukan sesuatu?

Jangan dengarkan suaraku, karena suaraku buruk. Dengarkanlah suara Tuhan...

Kalau suaraku buruk, orang justru akan sangat mengingatnya karena tersiksa. Kalau suaraku agak bagus, orang mengingatnya, tapi dengan kadar yang lebih rendah dibanding ingatan terhadap suara buruk -- sebab kecengengan manusia terhadap penderitaan cenderung lebih besar dibanding rasa syukurnya terhadap kegembiraan.

Dengan ungkapan dan jawaban saya itu kenapa kau terpaku pada suaraku? Di situlah letak ketidakberhasilan yang saya maksud.
Orang menikmati terangnya lampu tanpa mengingat kabel listrik.
Orang menikmati makanan enak di warung dan tidak bertanya siapa nama orang yang memasaknya di dapur. Penyanyi, pembaca puisi, qari, pelukis, muballigh, penyampai ilmu, pembawa hikmah, atau fungsi-sungsi nilai apa pun, hanyalah 'kabel listrik'.

Tidaklah senonoh kita menuntut orang untuk mengagumi kita sebagai kabel listrik, sebab yang sampai ke mereka adalah cahaya. Tukang listrik jangan kasih dan taruh lilitan kabel-kabel ke wajah orang. Kita para seniman, ulama, pengurus negara, pekerja sosial, fungsionaris- fungsionaris sejarah, di wilayah mana pun dari kehidupan umat manusia -- wilayah mana pun dari kehidupan umat manusia -- hanyalah pengantar cahaya, bukan cahaya itu sendiri. Seperti rembulan, kita hanya memantulkan cahaya matahari agar menimpa bumi. Terkadang kita malah merekayasa berlangsungnya gerhana matahari untuk mengantarkan kegelapan, tetapi sambil memobilisasi orang untuk mengagumi kita.

Seandainya pun sebagai rembulan kita setia memantulkan rahmat Tuhan ke bumi kehidupan manusia, yang kita andalkan untuk mendapatkan nilai bukanlah cahaya itu sendiri, melainkan kadar
kesetiaan.
(Emha Ainun Nadjib/Republika/ 2001/PadhangmBul anNetDok)

Kissing Tecnick

What a kiss means....actually read the whole thing cuz its nice


+Kiss on the stomach = Im ready
+Kiss on the Forehead ="i hope we're together forever"
+Kiss on the Ear = Your my everything
+Kiss on the Cheek = "We're friends"
+Kiss on the Hand = "I adore you"
+Kiss on the Neck = "we belong together"
+Kiss on the Shoulder = "I want you"
+Kiss on the Lips = I love you"

What the gesture means...
+Holding Hands = "we definitely love each other"
+Slap on the Butt = "That's mine"
+Holding on tight = "i don't want to let go"
+Looking into each other's Eyes = "i just plain love you"
+Playing with Hair = "Tell me you love me"
+Arms around the Waist = "I love you too much to let go"
+Laughing while Kissing = "I am completely comfortable with you"

--Advice--
+ Dont ask for a kiss, take one.
+If you were thinking about someone while reading this,
you're definitely in Love.

--Requirements--
+Post this again after reading!!
Or you will have a bad year of Relationships.


If you LIKE, LOVE, OR MISS someone right now
and can't get them out of your head
then Re-post this within One Minute and Whoever you are missing will surprise you.

Dreaming Of U

Memimpikanmu
Sekali lagi
Dalam tidur lelapku
Saat ingatan ini
Mulai lupakanmu

Kenangan itu kembali
Usik tenangku
Yang mulai terbiasa
Tanpamu
Sendiri

Telah lewat waktu
Mestinya tlah terhapus
Bayangmu
Dirimu
Rasa itu

Memimpikanmu
Sekali lagi
Menyiksaku
Andai...
Ku bisa lupa

I Love U Mother

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak
yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.

Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
yang raut mukanya berbinar-binar.



Si ibu mengambil pena dan menulis
sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu -GRATIS

5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS

Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si
anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: "Telah Dibayar" .

APAKAH KAMU SAYANG ORANGTUAMU????
KARENA ORANGTUAMU SELALU MENYAYANGIMU.

Think To Thanks

Have you ever thank god
For the air you breath?
Have you ever thank him
For the sun which shinning your day?
Have you ever thank
For the beautiful flower you seen?
Have you ever thank
For the love you feel?
Have you ever thank
For your life?

Thank to God not only with words
Not only in your pray
Show him that you really thank
Show it with love to the land you stand
Show it with love to people you meet
Show it with love yourself
Show it with fulfill your live
With something meaning full
If you do it
God will love you more
And will give you his love that you never imagine

All About U


You are the air I breath
You are the earth I step in
You are the water I drawn in to
You are the sun that shinning me
You are the moon who guide me
You are the star in my night sky
You are my life
You are everything

When you gone
It's over
If there is no you
If there is no us
So there is no me
There is nothing

The love you gave
The smile
The happiness
The miracle
The tears
The broken heart
It's all beautiful

There's nothing I want more
Just to be beside you
Until the end of the day

I
Love
You

Rabu, 01 April 2009

Kue Ulang Tahun

Seorang lelaki pergi ke sebuah too kue dan memesan kue tart untuk
pesta ulang tahun isterinya.
"Apa yang hendak ditulis pada tart ulang tahun ini, pak?" tanya si gadis
manis yang melayani kepada lelaki itu.
"Mmmm, tulis saja "Sayang, kamu tidak bertambah tua" di bagian atas,
kemudian sambung dengan "Sayang, kamu cuma bertambah cantik" di bagian bawah," kata lelaki itu.
Esoknya, lelaki itu datang mengambil tartnya dan terus membawa pulang ke rumah untuk dipersembahkan kepada isterinya yang tersayang di hadapan tamu-tamu yang lain.
Dan ketika tart itu dibuka di depan isteri dan tetamu undangan yang lain, lelaki itu hampir pingsan ketika membaca tulisan yang tertera di tart itu:
"SAYANG KAMU TIDAK BERTAMBAH TUA DI BAGIAN ATAS. SAYANG KAMU CUMA
BERTAMBAH CANTIK DI BAGIAN BAWAH."

Suzy

Suzy menyampaikan hasrat hatinya kepada bapaknya untuk menikah dengan
Robert,
jejaka pilihannya yang juga adalah tetangga dan teman sepermainannya
sejak kecil.
Suzy : Ayah, Robert melamar saya. Kami mau menikah.
Ayah : Apa? Tidak boleh! Kamu boleh nikah dengan siapa saja kecuali
Robert.
Suzy : Tapi mengapa?
Ayah : (Separuh berbisik) Karena Robert sebenarnya adalah abangmu.
Tapi, jangan beritahu ibumu ya!Terkejut, suzy pergi pula
kepada ibunya.
Suzy : Ibu, Ayah melarang saya menikah dengan dengan Robert.
Ibu : Tak usah dengar kata ayah kamu itu.
Kamu boleh kawin dengan siapa saja yang kamu suka termasuk
Robert.
Suzi : Tapi kata ayah, Robert itu abang saya. Adik beradik kan tak boleh
kawin.
Ibu : (Separuh berbisik) Hmmm.... Ayah kamu pun tak tahu kamu bukan
anaknya.
Suzy : Ha!!??!!

Telpon Boss

Boss bicara dengan sekretarisnya:
"Seminggu kita pergi untuk perjalanan dinas, tolong siap-siap."

Sekretaris telepon suaminya:
"Mas, saya mau berangkat untuk perjalanan dinas, hati-hati di rumah ya."

Suami telepon kekasih gelapnya:
"Istriku mau berangkat seminggu, kau ada waktu?"

Kekasih gelap bilang terhadap anak kursusnya:
"Nak, ibu punya banyak kerjaan selama seminggu, kursus ditiadakan selama seminggu."

Anak kursus bilang terhadap kakeknya:
"Kek, seminggu tidak ada kursus, gurunya sibuk. Ayo kita jalan-jalan."

Kakek (=Boss) telepon sekretarisnya:
"Minggu ini saya mau jalan-jalan sama cucu saya, meeting dibatalkan."

Sekretaris telepon suaminya:
"Bossnya ada kerjaan rumah yang mendadak, tripnya dibatalkan Mas."

Suami bilang kekasih gelapnya:
"Kau tak bisa datang, istriku tak jadi pergi."

Kekasih gelap telepon anak kursusnya:
"Nak, kursus minggu ini berjalan seperti biasa."

Anak kursus bilang sama kakeknya:
"Kek, guruku bilang kursus berjalan normal. Kakek jalan sendiri aja."

Kakek bilang sama sekretarisnya:
"Minggu ini kita atur perjalanan dinas lagi. Kamu siap-siap, yah!"

BURUNG

Ada seorang lelaki tua yang memiliki hobi memelihara banyak burung.

Pada suatu pagi, semua burung kesayangannya hilang.

Merasa aksi pencuri sudah keterlaluan, si lelaki tua membawa masalah itu dalam pertemuan mingguan di kampungnya.

Lelaki tua: "Siapa di sini yang punya burung?" Seluruh penduduk laki-laki segera berdiri. Menyadari kesalahannya dalam bertanya, lelaki itu menambah : "Bukan itu maksud saya.

Maksud saya adalah siapa yang pernah lihat burung?" Seluruh penduduk wanita pun berdiri. Menyadari pertanyaannya masih tidak tepat, dengan muka merah padam dia menyambung, "Maaf, bukan itu maksud saya."

Sekali lagi dia bertanya. "Maksud saya, siapa di antara kalian yang pernah lihat burung yang bukan milik sendiri?" Separuh penduduk wanita berdiri.

Muka lelaki tua itu makin merah. Ia makin gugup. "Maaf sekali lagi, bukan ke arah itu pertanyaan saya. Maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung saya?"

Lalu… Isteri lelaki itu pun berdiri… dan dua orang wanita lain ikut berdiri…….. Maka kali ini muka sang isteri merah padam. Lelaki itu pun terpaksa melarikan diri… Menyesal dia bertanya…..ha...ha..ha………..

villa aman D'sini sentul bogor The real account of Villa Aman D'sini sentul city desa bojong koneng kabupaten bogor con...